Papua – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua pada Rabu (15/10) di Kota Jayapura berubah menjadi aksi anarkis yang menimbulkan kerugian baik moril maupun materil. Aksi yang sedianya menjadi ruang demokrasi untuk menyampaikan aspirasi, justru mencederai ketertiban umum.
Dalam insiden tersebut, dua mobil dinas milik Kepolisian mengalami kerusakan, satu unit mobil milik PDAM Kota Jayapura dibakar massa, serta tiga orang mengalami luka akibat lemparan batu. Dua di antaranya merupakan anggota Kepolisian, dan satu lainnya adalah warga sipil yang diketahui berprofesi sebagai pedagang bakso.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, S.I.K., M.K.P., menyayangkan aksi yang berujung ricuh tersebut. Ia menegaskan bahwa pihak Kepolisian telah memberikan ruang untuk penyampaian pendapat di lokasi yang telah ditentukan, namun massa tetap memaksa melakukan long march yang dapat menyebabkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat.
“Seharusnya massa tetap menyampaikan aspirasi dengan damai di tempat yang telah ditentukan, sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat umum,” ujar Kombes Cahyo, Kamis (16/10).
Saat ini, salah satu korban luka yakni Bripka I Putu Andri Juliantara, anggota Polsek Muara Tami, masih menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara akibat luka robek parah di bagian dahi yang mengenai dasar tulang.
”Korban menderita pendarahan aktif Luka robek tidak beraturan pada dahi dan direncanakan akan dilakukan CT Scan dan dikonsulkan ke Dokter spesialis. Kami mendoakan agar korban lekas pulih dan dapat kembali bertugas seperti biasa,” tutup Kombes Cahyo.
Sementara itu, situasi di Jayapura kini kembali kondusif aktifitas masyarakat kembali berjalan normal seperti biasa. Polisi juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga ketertiban umum.(rd)
Tidak ada komentar