Papua – Seorang perempuan Papua bernama Mace Hermina Oyai diduga memanfaatkan aksi unjuk rasa anarkis di kawasan Abepura, Kota Jayapura, untuk membuat konten media sosial demi keuntungan pribadi. (Rabu/15/10/2025)
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Hermina Oyai menyusup ke tengah massa pendemo pada Rabu (15/10/2025) dengan tujuan merekam aktivitas aksi yang berujung ricuh. Setelah aksi berakhir, ia kemudian berpindah ke area sekolah yang berada cukup jauh dari lokasi kejadian dan kembali membuat konten video.
Dalam rekaman tersebut, ia menuding aparat kepolisian sebagai penyebab sejumlah anak sekolah terkena dampak gas air mata yang digunakan untuk membubarkan massa anarkis.
Padahal, menurut keterangan di lapangan, gas air mata terbawa oleh hembusan angin dan kondisi hujan, sehingga mengenai area di sekitar lokasi kejadian. Situasi ini bersifat tidak disengaja dan di luar kendali aparat.
Pertanyaannya, apakah pantas menyalahkan polisi yang menjalankan tugas, sementara arah angin ditentukan oleh alam dan bukan oleh manusia?
Sikap seperti yang ditunjukkan Mace Hermina Oyai justru memperkeruh keadaan. Alih-alih membantu menciptakan ketenangan, kontennya justru memancing emosi publik dan menggiring opini negatif terhadap aparat.
Tindakan tersebut dinilai sebagai bentuk provokasi digital yang berpotensi memecah belah masyarakat dan mencoreng upaya aparat menjaga keamanan di Papua.
Pihak berwenang diimbau untuk menindak tegas oknum pembuat konten provokatif yang memanfaatkan situasi sensitif demi popularitas dan keuntungan pribadi.
Hukum harus ditegakkan, dan kebenaran tidak boleh dikalahkan oleh sensasi di media sosial.(rd)
Tidak ada komentar